Bulan yang cantik Ketika dia begitu dekat
mengintip dari dedaunan bibirku jadi kelu
malu malu kala rasa jauh melekat
menutupi wajahnya dengan awan tipis hatiku jadi rindu
tersenyum malu malu
jika hati gelisah
aku mencuri pandangnya jadi gundah untuk melangkah
ragu-ragu bertemu lagi kapankah
keindahannya membuatku
gagu
Rinduku seumpama Rintik berbisik 1
titik jadi rintik kau yang di sana
garis kian gerimis sudahkah hujan melanda
lukisan akan hujan
sampaikan rintik
cintaku padanya padanya aku berbisik
ah... tak bisa lagi aku bercerita sesak menghitung detik
karena bimbang hati jadinya
kepada siapakah sebenarnya hatinya aku di sini
menunggu kau kembali
rindu yang terpatri
Rintik berbisik 2 jiwa yang hampir mati
pada siapa lagi aku berkisah
selain pada rintik berbisik teringat kita masa dulu
berharap hilang gelisah pantaskah jika aku ragu
pada siapa lagi aku berkisah
selain pada rintik berbisik teringat kita masa dulu
berharap hilang gelisah pantaskah jika aku ragu
akan rindu selalu mengusik biarkan cinta berlalu
ragu-ragu kukatakan padanya
ku rindukan kau betapa Ranting lalu
hanya waktu
tapi hujan beda cerita di sini menunggu
tapi hujan beda cerita di sini menunggu
kabarkan derita dengan ceria kabut yang merayap
sore yang tersenyap
kini percaya ku tak lagi
selain mulutku sendiri bangku yang separuh terisi
tak sabar ku menanti bersama ranting di depanku
tuk tumpahkan kerinduan ini terinjak patah orang lali
angin telah bosan menghiburku
inilah akhir dalam pikirku
tinggalkan bangku
beserta cintaku
selain mulutku sendiri bangku yang separuh terisi
tak sabar ku menanti bersama ranting di depanku
tuk tumpahkan kerinduan ini terinjak patah orang lali
angin telah bosan menghiburku
inilah akhir dalam pikirku
tinggalkan bangku
beserta cintaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar